PEMBUKAAN TAHUN PELAYANAN BENGKEL KERJA PAPUA 2025 DIMULAI DI KAMPUNG HARAPAN

PEMBUKAAN TAHUN PELAYANAN BENGKEL KERJA PAPUA 2025 DIMULAI DI KAMPUNG HARAPAN

Sentani, Minggu, 19 Januari 2025 – Kegiatan Pelatihan Komputer Gratis yang diselenggarakan oleh Yayasan Bengkel Kerja Papua (BKP) resmi dimulai di Gedung Gereja GKI Maranatha Asrama Kampung Harapan, Sentani. Pembukaan acara ini dilakukan oleh Pdt. Dessy Matatula selaku Ketua Majelis Jemaat GKI Maranatha Asrama Kampung Harapan, dan turut dihadiri oleh Ketua Yayasan Bengkel Kerja Papua, Merlin Rumbarar, serta berbagai tokoh masyarakat setempat.

Pelatihan ini merupakan langkah awal dari rangkaian Tahun Pelayanan Bengkel Kerja Papua 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan literasi teknologi informasi di kalangan masyarakat Papua. Program pelatihan ini akan berlangsung selama 12 hari, dari 19 hingga 31 Januari 2025. Sebanyak 364 peserta telah mendaftar dan terbagi menjadi delapan kelompok belajar berdasarkan usia dan tingkat pendidikan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, terutama dalam mengembangkan keterampilan dasar di bidang teknologi informasi.

Gereja GKI Maranatha dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program ini bukan tanpa alasan. Nama “Maranatha” yang berasal dari bahasa Yunani dan Aram memiliki arti “Tuhan kami, datanglah” atau “Tuhan kita telah datang/akan datang,” sebagaimana disebutkan dalam 1 Korintus 16:22. Yayasan Bengkel Kerja Papua memaknai pembukaan Tahun Pelayanan 2025 ini sebagai pengingat bahwa Tuhan telah datang untuk mendukung masyarakat Papua dan seluruh penduduk yang tinggal di tanah adat Papua. Hal ini sejalan dengan visi pelayanan BKP yang ingin mendorong pemberdayaan masyarakat Papua melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Kampung Harapan, lokasi kegiatan ini, memiliki nilai sejarah yang mendalam. Dahulu dikenal sebagai Kota NICA (Nederlandsch Indië Civil Administratie), wilayah ini menjadi salah satu pusat peradaban di Papua pada masa pemerintahan Belanda. Pada tahun 1944, Belanda kembali menguasai Papua setelah Perang Dunia II dan memindahkan ibu kota dari Hollandia (kini Jayapura) ke wilayah yang saat itu dinamai Kota NICA. Selama periode tersebut, pemerintah Belanda membangun tiga sekolah kejuruan di wilayah ini, yaitu Sekolah Pertanian, Sekolah Peternakan, dan Sekolah Kehutanan. Sekolah-sekolah ini dirancang untuk mendidik anak-anak asli Papua dengan biaya pendidikan yang sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah Belanda. Para siswa bahkan mendapatkan asrama serta uang saku bulanan, mulai dari 10 gulden untuk siswa kelas satu hingga 30 gulden untuk siswa kelas tiga.

Ketiga sekolah tersebut menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dan mengadopsi kurikulum yang menggabungkan dua tahun teori dengan satu tahun praktik. Namun, semua sekolah ini ditutup pada tahun 1962 setelah Belanda menyerahkan kekuasaan atas Papua kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) melalui Perjanjian New York. Perjanjian ini menjadi titik awal transisi Papua ke dalam pemerintahan Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Kampung Harapan tetap menjadi simbol penting dalam sejarah pendidikan dan peradaban masyarakat Papua. Yayasan Bengkel Kerja Papua menganggap penting untuk melanjutkan jejak sejarah tersebut dengan memberikan kontribusi nyata melalui program pelatihan komputer ini. Pelatihan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat di era digital, sekaligus memberikan akses terhadap pengetahuan yang relevan untuk meningkatkan taraf hidup.

Pembukaan Tahun Pelayanan Bengkel Kerja Papua 2025 ini juga bertepatan dengan momentum penting dalam sejarah Papua. Tahun ini, masyarakat Papua akan memperingati dua peristiwa besar, yaitu 170 Tahun Pekabaran Injil di Tanah Papua (5 Februari 1855 – 5 Februari 2025) dan 100 Tahun Peradaban Orang Papua (25 Oktober 1925 – 25 Oktober 2025). Kedua peringatan ini menjadi pengingat akan perjalanan panjang masyarakat Papua dalam membangun peradaban yang didasarkan pada nilai-nilai iman dan pengetahuan.

Dalam sambutannya, Pdt. Dessy Matatula mengajak seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan semangat belajar dan komitmen yang tinggi. Ia menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, tetapi juga sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat Papua. Ketua Yayasan Bengkel Kerja Papua, Merlin Rumbarar, juga menambahkan bahwa program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat Papua di bidang teknologi informasi.

Kegiatan Pelatihan Komputer Gratis ini menjadi bukti nyata dari komitmen Yayasan Bengkel Kerja Papua untuk terus mendorong pemberdayaan masyarakat Papua. Dengan semangat pelayanan yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Papua, khususnya di Kampung Harapan, Sentani. Lembah Makanwai, tempat berdirinya Kampung Harapan, kembali menjadi saksi upaya pembangunan peradaban manusia Papua yang terus berlanjut hingga kini.

Sumber : Facebook

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow