AMSAL YOWEI MENGANJURKAN TOLERANSI DAN MODERASI BERAGAMA: DIALOG BUDAYA DAN KEAGAMAAN RESMI DIBUKA

AMSAL YOWEI MENGANJURKAN TOLERANSI DAN MODERASI BERAGAMA: DIALOG BUDAYA DAN KEAGAMAAN RESMI DIBUKA


Jakarta (DBK)—Amsal Yowei, Direktur Urusan Agama Kristen, mewakili Dirjen Bimas Kristen, memberikan sambutan arahan dan membuka Kegiatan Dialog Budaya dan Keagamaan dengan tema "Toleransi dan Moderasi Beragama". Acara resmi dimulai pada hari Kamis, 11 Juli, di Lumire Hotel di Jakarta.

Tujuan dari acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh agama ini adalah untuk mendorong toleransi dan moderasi dalam kehidupan beragama di Indonesia. 

"Kami berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan yang diberikan untuk berkumpul bersama dalam acara yang begitu berharga, yakni Dialog Budaya dan Keagamaan dengan tema 'Toleransi dan Moderasi Beragama'," kata Amsal Yowei saat menyambutnya. 
Amsal Yowei mengatakan bahwa kebahagiaan dan kehormatan dapat ditemukan di antara tokoh agama yang berbeda keyakinan yang bersatu dalam keinginan untuk meningkatkan toleransi dan moderasi dalam kehidupan beragama di Indonesia. Acara yang kita lakukan hari ini bukan sekadar pertemuan biasa atau upacara formal. Ini adalah panggilan hati untuk bersatu dalam semangat persaudaraan, membangun jembatan dialog yang menghubungkan hati dan pikiran kita, dan meneguhkan komitmen kita untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama, katanya. 

Ia menekankan betapa pentingnya toleransi sebagai cara aktif untuk menunjukkan rasa terima kasih, menghargai, dan menerima keberagaman yang ada. Keberagamaan agama di Indonesia mencerminkan kekayaan budaya yang melintasi zaman dan peradaban. Namun, keberagaman ini juga merupakan ujian untuk memastikan bahwa perbedaan adalah peluang untuk saling menguatkan daripada sekat yang memisahkan. 

Sebagai warga negara Indonesia, kata Amsal Yowei, kita diwajibkan untuk menjaga kedamaian dan menghormati perbedaan, baik dalam ucapan maupun tindakan sehari-hari. Akibatnya, acara seperti ini sangat penting karena merupakan upaya nyata untuk menghidupkan kembali nilai-nilai utama bangsa, yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda tetapi satu jua." 
Selain itu, dia menekankan betapa pentingnya moderasi beragama untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai suku dan agama. "Dalam konteks kehidupan beragama, moderasi mengajarkan kita untuk mengamalkan ajaran agama dengan penuh kesederhanaan dan bijaksana." 

Ia mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para tokoh agama yang telah bersedia hadir dalam acara ini, karena mereka adalah pemimpin rohani dan teladan bagi seluruh umat manusia dalam menjaga toleransi dan mempromosikan perdamaian.

 Dengan kata-kata, "Marilah kita jadikan semangat persatuan dan kerukunan sebagai pendorong utama dalam setiap langkah kita ke depan," Amsal menutup sambutannya dengan harapan bahwa temuan dialog ini akan menjadi langkah nyata dalam meningkatkan pemahaman akan keberagaman agama dan memperkuat komitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Dengan pembukaan Dialog Budaya dan Keagamaan yang resmi, diharapkan akan tercipta masyarakat Indonesia yang inklusif dan harmonis. Ini juga akan menjadi contoh bagi dunia bahwa harmoni antar umat beragama dapat dicapai bersama. 

Kami berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu acara ini berjalan dengan baik. Akhir Amsal mengatakan, "Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua dalam perjalanan menuju perdamaian dan keselamatan bersama." 

Sumber Berita : Dialog Budaya dan Keagamaan dengan Tema "Toleransi dan Moderasi Beragama" Resmi Dibuka | Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow