SEKRETARIS DPW FGM GKI PROVINSI PAPUA: PERAN MASYARAKAT KUNCI REDAM KEKERASAN ANAK

SEKRETARIS DPW FGM GKI  PROVINSI PAPUA: PERAN MASYARAKAT KUNCI REDAM KEKERASAN ANAK

Papua – Kasus kekerasan terhadap anak kembali menjadi sorotan setelah sebuah tindakan kekerasan terhadap anak yang melibatkan pasangan suami istri, seorang pegawai negeri sipil, dan seorang pendeta terungkap. Kekerasan, baik secara fisik maupun psikis, yang dilakukan oleh mereka, memicu keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Generasi Muda (FGM) GKI Provinsi Papua, Franciskus Xaverius Rumere (FXR)

Dalam pernyataan Sekretaris DPW FGM GKI menekankan pentingnya peran aktif masyarakat untuk menekan angka kekerasan terhadap anak. "Kekerasan terhadap anak sering terjadi karena kurangnya kepedulian lingkungan sekitar. Sebagai bagian dari rukun tetangga dan rukun warga, kita harus saling peduli. Dengan perhatian yang lebih besar, kasus-kasus seperti ini dapat ditangani lebih cepat," ungkapnya.

Ia juga menyerukan agar masyarakat lebih berani memberikan teguran ketika mencurigai adanya kekerasan. “Jika mendengar anak yang terus menangis tanpa alasan jelas, kita harus bertanya. Jika ditemukan adanya kekerasan, orang tua pelaku harus segera diingatkan dengan tegas,” tambahnya.

Selain menyerukan kepedulian masyarakat, Sekretaris DPW FGM GKI juga memberikan rekomendasi kepada para pemimpin instansi pemerintahan dan Sinode GKI. Menurutnya, diperlukan pengawasan yang lebih intensif terhadap pegawai atau staf yang bekerja di bawah mereka, termasuk kunjungan ke tempat tinggal mereka. “Situasi ekonomi atau kondisi psikologis orang tua bisa menjadi faktor penyebab kekerasan terhadap anak. Pengawasan ini dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah sebelum terjadi,” jelasnya.

Perhatian khusus juga diberikan kepada kasus yang melibatkan seorang pendeta yang tinggal di Perumahan Organda. Pendeta tersebut, yang disebut tidak pernah aktif dalam kegiatan persekutuan jemaat GKI Lembah Yordan Emereuw, menjadi perhatian serius. Sekretaris DPW FGM GKI mendesak agar pimpinan Sinode GKI melakukan evaluasi terhadap pendeta tersebut, mengingat perannya sebagai pemimpin spiritual yang seharusnya menjadi teladan bagi jemaat.

"Kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi kita semua. Anak-anak adalah harapan masa depan, dan melindungi mereka adalah tanggung jawab bersama. Tidak ada toleransi untuk kekerasan, apalagi jika dilakukan oleh mereka yang dipercaya sebagai panutan masyarakat," pungkasnya dengan tegas.

Langkah-langkah konkret ini diharapkan mampu memutus rantai kekerasan terhadap anak di Papua dan menjadi sinyal kuat bahwa setiap pelaku kekerasan, siapa pun dia, akan dimintai pertanggungjawaban.

 

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow