"PENTINGNYA DIMENSI ROHANI DALAM POLITIK: MEMILIH PEMIMPIN YANG MENELADANI KRISTUS"
Dalam menjalani proses politik, terutama menjelang tahun 2024, jarang sekali kita menemui persyaratan caleg yang melampirkan kualifikasi rohani sebagai modal utama dalam kontestasi politik. Hal ini menciptakan paradoks antara kebutuhan akan pemimpin yang memiliki kualitas rohani dengan realitas politik yang seringkali lebih menonjolkan aspek-aspek lainnya. Meskipun demikian, sebagai orang Kristen, kita ditantang untuk memberikan suara dengan bijak dan mengutamakan nilai-nilai rohani dalam memilih pemimpin.
Pada bagian Mikha 5:4 (TB) kita menemukan petunjuk penting terkait dengan karakter seorang pemimpin yang baik, "Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi." Ayat ini menggambarkan pemimpin yang bertindak dengan kekuatan Tuhan, memimpin dengan integritas, dan memelihara kesejahteraan rakyatnya.
Dalam perspektif politik modern, kita sering kali terjebak dalam retorika kampanye yang lebih menonjolkan aspek-aspek materi dan popularitas. Namun, penting untuk mengingat bahwa Pdt. Dante Mawene, Ketua Klasis GKI Kemtuk Gresi, menekankan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang memahami tanggung jawab mereka sebagai gembala bagi konstituennya. Pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga memiliki hati yang rendah hati dan takut akan Tuhan.
Sebagai pemilih, kita diajak untuk tidak terpukau oleh tawaran sesaat atau janji-janji yang bersifat populis. Kriteria pemilihan seharusnya tidak hanya berkutat pada kekayaan atau dukungan partai besar, melainkan lebih pada kualitas rohani dan moralitas seorang kandidat. Pdt. Dante Mawene menegaskan bahwa pemimpin yang memiliki hati seorang gembala siap mengorbankan dirinya untuk kepentingan rakyatnya, meneladani sikap pelayanan Kristus sang Mesias.
Menjelang Minggu Advent 1, kita diingatkan tentang harapan akan kedatangan Mesias, yang membawa damai dan keadilan. Pemilihan pemimpin dengan nilai-nilai rohani dapat menjadi bentuk kontribusi kita dalam mewujudkan kedamaian dan keadilan di tengah kompleksitas dunia politik.
Sebagai umat Kristen, mari bersama-sama meresapi pesan moralitas dan kualitas rohani saat kita melangkah menuju pemilihan pemimpin pada tahun 2024. Semoga kita dapat menyongsong masa depan yang lebih baik dengan memilih mereka yang tidak hanya berbicara tentang kebenaran, tetapi juga hidup dalam kebenaran.
Apa Reaksi Anda?