PUTRA NATAL VS PUTRA ALLAH: PEMILIHAN ISTILAH YANG LEBIH TEOLOGIS

PUTRA NATAL VS PUTRA ALLAH: PEMILIHAN ISTILAH YANG LEBIH TEOLOGIS

Pendahuluan:

Tradisi penggunaan istilah "Yesus Putra Natal" dalam berbagai bentuk komunikasi di kalangan umat Kristen telah menjadi suatu kebiasaan. Namun, penting untuk mengevaluasi apakah istilah ini sepenuhnya mencerminkan makna teologis dan dogmatis yang mendalam. Seiring dengan itu, pertimbangan terhadap alternatif istilah seperti "Yesus Putra Allah" menjadi relevan dan perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Makna Harfiah Istilah "Putra Natal":

Secara harfiah, istilah "Putra Natal" hanya menyiratkan bahwa Yesus adalah Anak Laki-Laki yang lahir selama perayaan Natal. Namun, penggunaan istilah ini mungkin tidak sepenuhnya memadai untuk mencakup dimensi teologis dari Inkarnasi dan peran Yesus sebagai Juruselamat dunia.

Dimensi Teologis "Yesus Putra Allah":

Sebaliknya, istilah "Yesus Putra Allah" mencakup dimensi teologis yang lebih kaya dan sesuai dengan ajaran Kekristenan. Dalam keyakinan Kristen, Inkarnasi menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang menjadi manusia untuk menyelamatkan dunia. Dengan menggunakan istilah ini, kita secara otomatis merangkul makna Inkarnasi dan menggarisbawahi peran Yesus sebagai Juruselamat.

Misi Kristen dan Pesan Malaikat:

Dalam konteks misi Kristen, menyebut Yesus sebagai "Putra Allah" mempertegas peran-Nya sebagai Juruselamat dunia. Pesan Malaikat kepada para gembala pada saat kelahiran-Nya yang menyatakan bahwa "Hari ini telah lahir bagi kalian Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan," menekankan kepentingan istilah ini dalam kerangka misi gereja.

Pentingnya Panduan Gereja Lokal:

Penting untuk menghormati panduan dan keputusan dari otoritas gereja setempat. Sebagai contoh, Sidang Sinode XVIII GKI di Tanah Papua menyarankan untuk tidak menggunakan istilah "Putra Natal." Keputusan ini mungkin bermaksud agar umat dapat lebih fokus pada pemahaman teologis yang lebih mendalam tentang identitas dan misi Yesus Kristus.

Kesimpulan:

Sebagai umat Kristen, kita diundang untuk merenungkan makna Inkarnasi dengan lebih mendalam. Dengan menggunakan istilah "Yesus Putra Allah," kita dapat lebih baik merayakan dan memaknai kelahiran-Nya sebagai Juruselamat dunia. Pemilihan istilah menjadi penting dalam menyampaikan pesan teologis yang kaya dan sesuai dengan ajaran Kekristenan. Oleh karena itu, pergeseran dari "Putra Natal" menjadi "Putra Allah" mencerminkan upaya untuk lebih akurat mencapai makna Natal yang sesungguhnya.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow