KOORDINATOR STAF KHUSUS MENTERI AGAMA AJUKAN KOLABORASI PROGRAM KEMENTERIAN AGAMA DALAM RAKERNAS DITJEN BIMAS KRISTEN

KOORDINATOR STAF KHUSUS MENTERI AGAMA AJUKAN KOLABORASI PROGRAM KEMENTERIAN AGAMA DALAM RAKERNAS DITJEN BIMAS KRISTEN

Koordinator Staf Khusus Menteri Agama, Abdul Rochman, menegaskan bahwa Kementerian Agama memandang penting prinsip kolaboratif dalam menjalankan program-programnya. Dalam Rakernas Pejabat Ditjen Bimas Kristen Pusat dan Daerah tahun 2024 yang diselenggarakan di Bogor pada Selasa (27/02/2023), Gus Adung, sapaan akrabnya, menyampaikan gagasan tersebut.
Salah satu contoh implementasi prinsip kolaboratif yang diungkapkan adalah dalam pengembangan SDM. Ketika terdapat kekurangan anggaran, unit eselon I lain yang memiliki anggaran lebih dapat memberikan bantuan. Hal ini menjadi strategi untuk memastikan program-program Kementerian Agama tetap berjalan efektif.
Selain itu, Gus Adung juga mengemukakan keinginan Menteri Agama terkait Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di bawah naungan Kemenag. Menteri berharap agar PTKN menjadi pilihan utama bagi siswa SMA untuk melanjutkan pendidikan mereka. Gus Adung menekankan perlunya merumuskan cara yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut bersama-sama.
Dalam forum sebelumnya mengenai PTKIN, Gus Adung menyampaikan pendapat bahwa PTKN perlu melakukan rebranding agar lebih diterima oleh masyarakat luas. Dia juga menyarankan agar Bimas Kristen, sebagai bagian dari Kemenag, melakukan hal serupa untuk PTKKN.
Lebih lanjut, Gus Adung menegaskan pentingnya peran PTKN dalam menyediakan pendidikan yang tidak hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan umum, tetapi juga ilmu pengetahuan agama. Dia menyoroti bahwa fondasi generasi masa depan terletak pada pemahaman agama, yang mencakup aspek revolusi mental dan pembentukan karakter.
Gus Adung juga mengajak untuk membimbing umat beragama dengan pemahaman yang moderat dan toleran. Dia menekankan pentingnya memunculkan para intelektual dari PTKKN yang dapat membimbing masyarakat, agar pemahaman agama tidak disalahartikan atau disalahgunakan.
Dalam konteks dampak regional, Gus Adung menyatakan bahwa kehadiran PTKN harus memberikan kontribusi positif bagi daerah sekitarnya. Menurutnya, keberadaan PTKN seharusnya menjadi pendorong kemajuan daerah tersebut.
Gus Adung juga menyinggung kebanggaannya terhadap partisipasi Bapak Ibu Rektor PTKKN dalam kerja sama dengan Korea, yang menghasilkan beberapa Memorandum of Understanding (MoU) serta bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa dari pemerintah Korea. Dia menyoroti peran profesor dalam mengembangkan penelitian yang berdampak bagi kemajuan Indonesia.
Di akhir pernyataannya, Gus Adung mengajukan pertanyaan mengapa dana LPDP yang besar belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dia menyarankan agar dana tersebut digunakan untuk merekrut anak muda terbaik dan memberikan beasiswa hingga tingkat doktor di PTKKN. Gus Adung berharap hal ini dapat mendukung upaya merekayasa generasi muda Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Sumber Berita : Gunakan prinsip Kolaboratif dalam menjalankan program-program Ditjen Bimas Kristen kata, Koordinator Staf Khusus Menteri Agama Abdul Rochman. | Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow