Solidaritas dan Duka Cita Ribuan Warga Israel
Lebih dari 1.200 warga Israel menjadi korban dalam pembantaian pada 7 Oktober yang dikenal sebagai "Black Sabbath." Tragedi tersebut melibatkan sekitar 250 tentara aktif dan sisanya adalah warga sipil, dari bayi hingga orang tua. Hamas menyatakan semua warga Israel sebagai target yang sah, termasuk mereka yang tidak aktif dan terlalu muda untuk dinas militer.
Negara Israel masih mencerna kengerian yang terjadi pada tanggal tersebut, di mana lebih dari 1.200 orang tewas, sekitar 240 disandera oleh Hamas, dan banyak lainnya masih hilang. Identifikasi korban menjadi sulit karena sebagian tubuh sangat rusak akibat serangan brutal.
Warga Israel, baik yang masih bertugas maupun yang sudah selesai dinas, melihat IDF sebagai tentara warga yang memiliki misi melindungi tanah air dan rakyatnya. Solidaritas terlihat dalam dukungan dari ratusan orang yang tiba untuk memperingati Sersan Roni Eshel yang berusia 19 tahun, salah satu yang hilang dalam peristiwa tersebut. Konfirmasi kematiannya oleh IDF membutuhkan waktu 35 hari, meninggalkan keluarganya dalam duka yang mendalam.
Keluarga Eshel mengungkapkan bahwa sebelum kematiannya, dia telah memperingatkan atasannya tentang rencana serangan Hamas, namun peringatannya diabaikan. Unit pengamat di Nahal Oz, sebagian besar terdiri dari tentara wanita non-kombatan, mengalami banyak korban dalam serangan tersebut.
Pemakaman militer tidak hanya menjadi panggung untuk mengenang korban, tetapi juga tempat di mana keluarga dan teman-teman mengungkapkan kekecewaan terhadap ketidakdengaran peringatan dan ketidakamanan perbatasan. Peristiwa ini menyatukan masyarakat Israel dalam kesedihan, menyoroti pentingnya mendengarkan dan bersatu untuk melindungi keamanan nasional. Sejak dimulainya operasi darat di Gaza, lebih dari 50 tentara Israel telah gugur dalam tugas. Sumber : Thousands grieve together for slain civilians and soldiers alike - Defense News - The Jerusalem Post (jpost.com)
Apa Reaksi Anda?