DI RAFAH, KELOMPOK AGAMA DAN KEMANUSIAAN MEMINTA GENCATAN SENJATA.
Raymond Powell 13 Februari 2024 / 7: 47 PAGI,/(Foto: Christian Aid)
Christian Aid, lembaga bantuan katolik CAFOD, Embrace the Middle East, dan Scottish Catholic International Aid Fund (SCIAF) telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan "keprihatinan mendesak" atas serangan yang terjadi minggu ini.
Meskipun setidaknya 67 orang, terutama perempuan dan anak-anak, meninggal, surat itu memperingatkan bahwa angka tersebut akan terus meningkat dan bahwa "sistem kemanusiaan yang terkepung dan tegang akan runtuh sepenuhnya karena kebutuhan hanya akan meningkat dan akses hanya akan berkurang."
Mereka mengklaim bahwa "garis merah terus dilintasi" dan bahwa Inggris "tampaknya sama sekali tidak mampu menahan Israel dalam upayanya saat ini."
Disebutkan bahwa Inggris harus menggunakan "tekanan diplomatik penuhnya" untuk menuntut gencatan senjata segera dan permanen.
Setelah Israel meluncurkan serangan militernya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, banyak orang dari Gaza utara dan tengah melarikan diri ke Rafah. Kota menampung sekitar 1,3 juta orang.
Organisasi tersebut mencatat, "Ini adalah salah satu dari sedikit tempat di mana bantuan kemanusiaan yang sangat terbatas dapat memasuki Jalur Gaza."
Mereka kemudian berbicara, "Kami meminta Anda sekarang untuk menggunakan tekanan diplomatik penuh Inggris untuk menuntut Israel menghentikan kampanye militernya, yang telah mengakibatkan pembunuhan 28.000 orang."
Apakah Inggris akan mengambil tindakan sekarang karena garis merah terus dilintasi meskipun Inggris memberi tahu Israel tentang jumlah korban yang 'terlalu tinggi'?
Apakah Inggris akan mengikuti rute saat ini, yang semakin memungkinkan tindakan Israel tanpa hukuman? Akankah Inggris mempertaruhkan tanggung jawab moralnya terhadap jumlah korban yang sedang berlangsung akibat serangan Israel?"
SumberBerita : https://www.christiantoday.com/article/faith.and.humanitarian.groups.call.for.ceasefire.in.rafah/141374.htm
Apa Reaksi Anda?
