IKLIM SEMAKIN MEMBURUK, GEREJA HARUS BANGKIT BERSAMA UMAT

Bayangkan bumi yang kita tinggali perlahan memanas, laut yang terus naik, dan cuaca ekstrem yang tak lagi bisa diprediksi. Di tengah krisis global ini, ada satu suara yang belum terdengar sekuat yang seharusnya: suara gereja.
Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan fakta mengejutkan: hampir 90% pemimpin agama Kristen di Amerika Serikat percaya bahwa perubahan iklim disebabkan oleh manusia. Namun yang lebih mengejutkan — hampir separuh dari mereka tidak pernah membicarakannya kepada jemaat mereka.
Dalam survei terhadap 1.600 pemimpin gereja dari berbagai denominasi — mulai dari evangelikal, Baptis, Methodis, Protestan kulit hitam, hingga Katolik Roma — ditemukan bahwa hanya seperempat dari mereka yang pernah menyampaikan isu ini lebih dari satu atau dua kali. Artinya, isu sebesar ini nyaris tenggelam di balik mimbar-mimbar gereja.
Jemaat Butuh Pemimpin yang Bicara
Sayangnya, banyak jemaat yang salah paham. Mereka mengira para pemimpin gereja mereka tidak percaya bahwa manusia berperan dalam krisis iklim. Bahkan, mereka memperkirakan bahwa sekitar setengah pemimpin agama menyangkal perubahan iklim — padahal kenyataannya hanya sekitar 1 dari 10.
Akibatnya, umat gereja menjadi pasif. Mereka enggan berdiskusi, tidak tertarik menghadiri acara lingkungan, dan tidak merasa isu ini penting dalam kehidupan iman mereka. Padahal, saat mereka diberi tahu bahwa pemimpin agama mereka sebenarnya mendukung aksi iklim, sikap mereka berubah. Mereka mulai percaya bahwa melindungi bumi adalah bagian dari iman mereka.
Lebih dari itu, mereka merasa bahwa memilih pemimpin politik yang menentang aksi iklim tidak sesuai dengan nilai-nilai gereja. Bayangkan dampaknya jika semakin banyak jemaat yang sadar bahwa merawat ciptaan Tuhan adalah panggilan rohani, bukan sekadar isu ilmiah.
Saatnya Gereja Bangkit
Penelitian ini menjadi pengingat penting bahwa para pemimpin agama memiliki kekuatan besar, bukan hanya untuk membimbing spiritualitas, tetapi juga untuk menggerakkan perubahan nyata dalam masyarakat. Suara mereka bisa menjembatani antara iman dan tanggung jawab terhadap bumi.
Tapi suara itu harus terdengar. Jemaat menunggu. Umat menanti. Gereja memiliki kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa iman Kristen bukan hanya soal keselamatan pribadi, tapi juga soal menyelamatkan ciptaan Tuhan.
Jika para pemimpin gereja berani bicara — jujur, lantang, dan penuh kasih — maka perubahan itu mungkin dimulai dari gereja kecil di pinggir kota hingga ke jemaat besar di ibu kota. Kita semua punya peran. Tapi gereja harus memimpin langkah pertama.
Karena bumi ini bukan milik kita, tapi titipan yang harus dijaga bersama.
Apa Reaksi Anda?






