HANUKKAH DAN NATAL: HUBUNGAN MELALUI SEJARAH DAN IMAN
Tahun ini, dua hari raya besar jatuh pada hari yang sama, Hanukkah dan Natal. Apa yang mungkin tidak Anda ketahui adalah bahwa tanpa Hanukkah, tidak akan ada Natal. Izinkan saya menjelaskan.
Seperti Natal, Hanukkah adalah hari raya yang berakar pada tradisi, dan mungkin sulit untuk memisahkan legenda yang kita hargai dari mukjizat yang benar-benar terjadi. Hubungan antara Hanukkah dan Natal, meskipun berakar pada tradisi agama yang berbeda, menerangi hubungan mendalam antara bangsa Yahudi dan perlindungan Mesias. Kedua hari raya ini, yang dirayakan di sekitar waktu yang sama, menyoroti tema cahaya, harapan, dan campur tangan ilahi.
Hanukkah, yang juga dikenal sebagai Festival Cahaya, memperingati pentahbisan kembali Bait Suci Kedua di Yerusalem setelah dinodai oleh Raja Suriah, Antiokhus. Raja ini memaksa orang Yahudi meninggalkan budaya dan agama mereka. Dia melarang mereka beribadah di Bait Suci dan bahkan mengubahnya menjadi tempat penyembahan Zeus, mendirikan berhala di tempat suci, dan mengorbankan babi di altar. Bangsa Yahudi mengalami kekalahan dan kehilangan semangat hingga sekelompok kecil prajurit yang dikenal sebagai Makabe membangkitkan harapan mereka. Dalam waktu tiga tahun, Bait Suci dan Yerusalem berhasil direbut kembali oleh para pejuang ini.
Hari raya ini juga merayakan mukjizat minyak yang menyala selama delapan hari meskipun hanya tersedia cukup minyak untuk satu hari. Mukjizat ini dilihat sebagai simbol kehadiran dan dukungan Tuhan yang abadi bagi bangsa Yahudi.
Sepanjang sejarah, banyak musuh yang mencoba memusnahkan orang Yahudi, tetapi Tuhan selalu menjaga sisa umat-Nya. Pentahbisan kembali Bait Suci selama Hanukkah menjadi pengingat akan kemampuan Tuhan untuk memenuhi janji-Nya dan melindungi umat-Nya. Identitas unik Israel akan terancam, dan janji suci Tuhan akan diabaikan jika Antiokhus berhasil. Jika Antiokhus menang, tidak akan ada budaya Yahudi yang dapat melahirkan Yeshua (Yesus). Tanpa Hanukkah, tidak akan ada Natal.
Jika Anda meragukan kuasa penyelamatan Tuhan dalam hidup Anda, ingatlah Hanukkah dan bagaimana sekelompok kecil prajurit menang melawan segala rintangan. Tuhan melindungi semua yang percaya kepada-Nya, baik Yahudi maupun non-Yahudi, seperti yang dilakukan-Nya terhadap Israel. Dia menepati janji-Nya, bahkan ketika kita gagal menyadarinya. Melalui nabi Yesaya, Tuhan berkata:
“Sesungguhnya, seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan dinamai Imanuel.” (Yesaya 7:14) Dan lagi, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan ia akan disebut Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:6)
Baik Hanukkah maupun Natal merayakan cahaya dan harapan. Menorah Hanukkah melambangkan cahaya iman yang bertahan dalam kesulitan, sementara palungan dan bintang melambangkan cahaya dunia dalam bentuk Yeshua. Simbolisme ini menegaskan kesinambungan cahaya Tuhan yang membimbing dan melindungi umat-Nya sepanjang zaman.
Meskipun Hanukkah dan Natal berasal dari tradisi agama yang berbeda, keduanya memiliki hubungan mendalam melalui tema campur tangan ilahi, cahaya, dan perlindungan terhadap bangsa Yahudi, yang memainkan peran integral dalam kedatangan Mesias. Memahami hubungan ini memperkaya apresiasi terhadap kedua hari raya dan ikatan historis serta teologis yang menyatukan mereka. Perayaan ini mengingatkan kita pada warisan iman, harapan, dan janji ilahi yang abadi, yang terus menginspirasi umat beriman di seluruh dunia.
Dr. Bryan Moselle meraih gelar PhD dalam Alkitab Ibrani dari University of Pretoria, ThM dalam Alkitab Ibrani dan Semitik dari Biola University, serta MS dalam Ilmu Kesehatan dari TUI. Ia adalah pendeta senior di University Bible Church di Los Angeles, California, dan sebelumnya bekerja dalam bantuan bencana internasional di seluruh Afrika.
Apa Reaksi Anda?