HARGAI PEKABARAN INJIL 170 TAHUN: WARISAN BERHARGA PERADABAN PAPUA

Penulis : Frans Rumere

HARGAI PEKABARAN INJIL 170 TAHUN: WARISAN BERHARGA PERADABAN PAPUA

Sebuah video yang viral di media sosial telah menggugah perasaan dan keprihatinan mendalam di tengah masyarakat Papua. Video tersebut memperlihatkan sejumlah muda-mudi yang terlibat dalam kegiatan menyerupai pesta di Pantai Kwawi, Manokwari, lokasi peristiwa yang terjadi dalam rangka pembersihan menyambut 170 tahun Pekabaran Injil di tanah Papua. Peristiwa ini terjadi di Pantai Kwawi, bukan di Pulau Mansinam, sehingga semua pihak diharapkan bisa menahan komentar yang berlebihan, tetapi ini juga menjadi koreksi bagi panitia agar lebih memperhatikan jalannya persiapan di masa depan.

Pantai Kwawi, Manokwari adalah tempat persiapan kegiatan suci yang menjadi bagian dari peringatan Pekabaran Injil yang telah membawa pembebasan spiritual bagi masyarakat Papua. Setiap tahun, peringatan Pekabaran Injil dirayakan dengan kegiatan rohani dan refleksi mendalam. Sayangnya, perilaku dalam video tersebut dianggap kurang menghormati kesucian momen yang begitu berharga.

Berdasarkan informasi yang kami himpun, kejadian ini terjadi di Pantai Kwawi, Manokwari, saat pembersihan area tersebut menjelang persiapan HUT Ke-170 Pekabaran Injil pada tanggal 5 Januari 2025. Di tengah persiapan yang seharusnya penuh makna rohani, sekelompok muda-mudi malah terlibat dalam kegiatan yang lebih menyerupai pesta. Karena minimnya pengawasan, kejadian ini menjadi sorotan publik setelah tersebar luas di media sosial.

Beberapa warganet membandingkan kejadian ini dengan suasana pesta Carnaval di Brasil yang identik dengan euforia berlebihan. "Pulau Mansinam harus tetap dihormati sebagai simbol iman kita," tulis salah satu pengguna media sosial. Tempat ini bukan sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga lambang Peradaban Injil yang membawa penerimaan Injil dan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat bagi masyarakat Papua.

Para pemuka agama dan tokoh masyarakat menyampaikan keprihatinan mereka dengan penuh kasih. "Pulau Mansinam adalah tempat suci yang diwariskan oleh Rasul Papua. Kita harus menghormatinya dan menjaga makna peringatannya," ujar

Setiap muda-mudi Papua diharapkan bisa menghargai peristiwa masuknya Injil sebagai harga mahal dari dua orang tokoh Eropa, yaitu Rasul Papua Ottow dan Geissler, yang mendedikasikan seluruh hidupnya bagi masyarakat Papua 170 tahun lalu. Pengorbanan mereka adalah bagian tak terpisahkan dari warisan spiritual yang kita nikmati hari ini. Oleh karena itu, menghormati Pulau Mansinam adalah menghormati perjuangan yang tidak ternilai harganya.

Semoga kejadian ini mengingatkan  generasi muda untuk lebih menghargai warisan budaya dan spiritual mereka. Seperti dalam Yehezkiel 38:23, kita diingatkan untuk menjaga kekudusan Tuhan dan menunjukkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari.

Panitia penyelenggara diharapkan dapat melakukan evaluasi mendalam dan mengambil langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, terutama dalam kegiatan persiapan di Pantai Kwawi. Selain itu, juga pelru mengadakan diskusi bersama generasi muda untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan menghormati peristiwa Injil Masuk di  Pulau Mansinam.

Pulau Mansinam adalah lambang kebangkitan rohani dan kekuatan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan penuh kerendahan hati, mari kita jaga kehormatan ini dan jadikan peristiwa ini pelajaran berharga agar masa depan kita lebih baik dan penuh berkat.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow